Jakarta (ANTARA News) - Garam berpengaruh besar pada kejadian tekanan darah tinggi atau hipertensi. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol jumlah asupannya, menurut pakar hipertensi, dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP, FIHA, FAsCC.
"Seseorang makan garam, di dalam darah cepat terjadi perubahan. Volume cairan di badan meningkat. Ini berpengaruh pada tekanan darah. Orang dengan tekanan darah tinggi bisa tambah tinggi lagi tekanan darahnya," kata dia dalam konferensi pers InaSH Scientific Meeting: Kampanye CERAMAH! (Cek Tekanan Darah di Rumah!), di Jakarta, Kamis.
Garam yang dimaksud adalah Garam Natrium seperti yang didapat dalam garam dapur, soda kue, baking powder, bahan pengawet makanan, dan Vetsin.
Ann menyarankan asupan harian garam tak lebih dari 5 gram atau kurang dari 1 sendok teh. Kemudian, bagi pasien hipertensi berat biasanya dianjurkan untuk melakukan diet rendah garam I (200-400mg Na) dan diet rendah garam II (600-800mg Na sama dengan 1 /2 sendok teh) bagi hipertensi tidak berat.
Sedangkan untuk penderita hipertensi ringan untuk melakukan diet rendah garam III pada (1000-1200mg Na sama dengan 1 sendok teh sehari).
Asupan garam berlebih dalam tubuh bisa menganggu aliran tekanan darah, membesarkan sel-sel otot jantung, sel-sel otot polos dan merusak fungsi endotel.
"Konsumsi garam yang berlebih dapat menyebabkan kelebihan cairan dalam tubuh sehingga menambah beban kerja pembuluh darah. Selain itu, kolagen dan serat-serat elastin di pembuluh darah pada peningkatan garam akan meningkat sehingga menimbulkan kekakuan pembuluh darah," tutur Ann.
“Tekanan darah tinggi pada umumnya tidak menimbulkan gejala-gejala. Tekanan darah tinggi sering baru terdeteksi bila sudah mengenai organ target tubuh berupa kelainan jantung, stroke atau ginjal," pungkas dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Komentar
Posting Komentar